Dalam hiruk-pikuk dunia gaming yang dipenuhi dengan rilisan-rilisan besar, Split Fiction hadir sebagai game yang membawa kesegaran baru dengan konsep uniknya. Meskipun mungkin tidak memenangkan Game of the Year (GOTY), game ini jelas memiliki kualitas GOTY material dan layak mendapat banyak nominasi. Mari kita bahas lebih dalam mengenai game yang satu ini. Temukan informasi terkait seputar game di website gameasik.id
Premis: Perjalanan Dua Penulis dalam Imajinasi Mereka
Split Fiction mengisahkan dua penulis yang belum pernah menerbitkan buku—Zoe, seorang pencinta fantasi, dan Mio, penggemar sci-fi. Keduanya bertemu di perusahaan penerbitan Raider, yang memiliki teknologi revolusioner bernama Bubble Machine. Mesin ini memungkinkan penulis mengalami dunia yang mereka ciptakan secara langsung dengan mengekstrak imajinasi mereka.
Namun, ada sisi gelap di balik inovasi ini. Mesin tersebut ternyata digunakan untuk mencuri kreativitas dan ide para penulis demi keuntungan perusahaan. Mio, yang menyadari niat jahat Raider, berusaha menghindari masuk ke dalam mesin. Namun, akibat insiden tak terduga, ia justru terjebak dalam mesin milik Zoe. Hal ini menyebabkan sistem mengalami error, yang akhirnya mengancam keberadaan Bubble Machine itu sendiri.

Dari sinilah petualangan dimulai. Zoe dan Mio terjebak dalam dimensi imajinasi yang menggabungkan dunia fantasi dan sci-fi mereka. Untuk bisa keluar, mereka harus menjelajahi berbagai dunia unik yang lahir dari pikiran mereka sendiri.
Gameplay: Perpaduan Puzzle, Platforming, dan Imajinasi Tanpa Batas
Seperti halnya game It Takes Two, Split Fiction menggunakan mekanisme split-screen co-op, yang menuntut kerja sama antara dua pemain untuk menyelesaikan puzzle dan tantangan platforming. Setiap dunia dalam game ini memiliki estetika dan mekanik yang unik, mencerminkan gaya menulis masing-masing karakter.

Sebagai contoh, ada dunia bertema cyber ninja, di mana pemain bertarung sebagai samurai dalam latar dunia futuristik. Lalu ada dunia fantasi penuh keajaiban, di mana Zoe bisa berubah menjadi makhluk seperti Groot dan peri mungil, sementara Mio bisa menjadi kera besar atau ikan hibrida. Bahkan, ada level absurd di mana pemain bisa berubah menjadi babi, sosis, atau bahkan gigi!

Selain variasi dunia yang menarik, desain level dalam Split Fiction juga sangat dinamis. Game ini mengadopsi berbagai sudut pandang gameplay, mulai dari top-down, side-scrolling, hingga perspektif multi-layered. Sensasi bermainnya pun selalu terasa segar karena di setiap level, pemain akan mendapatkan pengalaman baru—tiba-tiba beralih menjadi shooter bullet hell, berubah menjadi game Metroidvania, atau bahkan merasakan gameplay ala SSX zaman dulu.
Referensi Pop Culture yang Menghiasi Dunia Game

Salah satu daya tarik utama dari Split Fiction adalah banyaknya referensi pop culture yang tersebar di sepanjang permainan. Mulai dari Assassin’s Creed, adegan motor ala Akira, bonfire khas Dark Souls, hingga font medieval yang familiar bagi penggemar RPG klasik. Semua ini ditampilkan dengan cara yang terasa natural, seolah-olah mencerminkan bagaimana dua penulis amatir tanpa sadar menyelipkan inspirasi dari karya-karya yang mereka kagumi.

Desain Level yang Selalu Berubah, Tanpa Rasa Bosan
Salah satu kekuatan terbesar game ini adalah desain level yang selalu berubah-ubah. Tidak ada satu pun level yang terasa repetitif, karena selalu ada elemen kejutan di setiap tahap permainan. Pemain akan terus dibuat penasaran tentang dunia seperti apa yang akan mereka masuki berikutnya, serta mekanisme baru apa yang akan muncul di sepanjang perjalanan.

Bahkan dalam satu level pun, gameplay bisa berubah secara drastis. Misalnya, awalnya pemain mungkin berada dalam fase platforming biasa, lalu tiba-tiba mendapatkan senjata dan beralih menjadi shooter, kemudian berubah lagi menjadi mode lain. Kombinasi elemen-elemen ini menjadikan permainan selalu terasa menyegarkan.



Kelemahan yang Bisa Diabaikan
Walaupun hampir sempurna, Split Fiction memiliki beberapa kelemahan kecil. Salah satunya adalah dunia game yang sangat linear dan tidak memiliki collectibles. Awalnya, pemain mungkin berpikir bahwa ada sesuatu yang bisa dikumpulkan, tetapi ternyata satu-satunya eksplorasi tambahan hanya berupa side mission.

Selain itu, tingkat kesulitan permainan cenderung ringan karena sistem checkpoint yang sangat banyak, bahkan di pertarungan boss fight. Pemain yang mati tidak menghadapi konsekuensi berat karena selalu bisa melanjutkan dari titik terdekat. Bagi sebagian orang, ini mungkin terasa kurang menantang.
Kesimpulan: Game Co-op yang Wajib Dicoba
Secara keseluruhan, Split Fiction adalah game yang memberikan pengalaman co-op luar biasa. Dengan premis yang unik, dunia yang selalu berubah, gameplay yang menyenangkan, dan banyaknya referensi pop culture, game ini berhasil menciptakan petualangan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memukau di setiap momennya.
Hazelight Studios sekali lagi membuktikan kepiawaian mereka dalam menciptakan game co-op yang inovatif dan menyenangkan. Jika Anda mencari game yang bisa dimainkan bersama pasangan atau teman, Split Fiction adalah pilihan yang tidak boleh dilewatkan.