
Disney kembali menuai kritik dengan proyek live action terbarunya, Snow White. Sejak diumumkan, film ini lebih banyak diperdebatkan bukan karena antusiasme, melainkan karena berbagai keputusan yang dianggap merusak warisan klasiknya. Dari pemilihan pemeran hingga penggunaan CGI yang dinilai buruk, banyak pihak menilai Disney semakin menjauh dari harapan audiens modern. Temukan informasi terkait seputar film barat di website filmbarat.id
Hal ini semakin mempertegas tren terbaru dari Disney, di mana film-film mereka dalam beberapa tahun terakhir sering kali mengalami kegagalan—baik secara kritik maupun box office. Apakah ini hanya sekadar kesalahan sesaat, atau justru menandakan perubahan besar yang bisa membawa Disney ke arah yang lebih buruk?
Snow White: Dari Harapan Menjadi Kekecewaan
Sebagai film animasi pertama Disney, Snow White and the Seven Dwarfs (1937) bukan sekadar tontonan biasa. Film ini adalah tonggak sejarah perfilman yang menandai awal kejayaan Disney sebagai raksasa hiburan. Namun, dengan pendekatan baru dalam adaptasi live action ini, banyak orang mulai mempertanyakan apakah Disney masih memahami apa yang diinginkan penontonnya.
Ketika trailer film ini dirilis, bukan sambutan hangat yang diterima, melainkan gelombang kritik besar-besaran. Trailer tersebut mendapatkan lebih dari 1 juta dislike di YouTube, angka yang mencerminkan besarnya ketidakpuasan publik terhadap proyek ini. Reaksi negatif ini bukan hanya berasal dari satu kelompok tertentu, tetapi dari berbagai kalangan—baik penggemar lama Disney yang tumbuh dengan kisah klasik Snow White, maupun penonton umum yang merasa film ini tidak memiliki daya tarik yang cukup untuk ditonton di bioskop.
Salah satu kritik utama adalah perubahan besar dalam cerita dan karakter yang membuat film ini kehilangan identitas aslinya. Banyak yang merasa Disney tidak lagi peduli dengan esensi yang membuat film animasi aslinya begitu dicintai.
Tren Kontroversial dalam Adaptasi Live Action Disney
Masalah yang dihadapi Snow White bukanlah kasus yang berdiri sendiri. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak film live action Disney mengalami nasib serupa, seperti The Little Mermaid dan Peter Pan & Wendy.
Ada beberapa faktor utama yang membuat film-film ini gagal menarik perhatian audiens:
- Narasi yang Menyimpang dari Sumber Asli
- Banyak penonton kecewa karena cerita yang mereka kenal dan cintai diubah secara drastis tanpa alasan yang kuat.
- Kualitas CGI yang Kurang Memuaskan
- Sebagai studio yang dikenal sebagai pionir dalam efek visual berkualitas tinggi, Disney justru semakin sering menghadirkan CGI yang dianggap buruk dan kurang meyakinkan.
- Agenda Sosial dan Politik yang Dipaksakan
- Beberapa penonton merasa bahwa Disney terlalu sering mengambil keputusan berdasarkan tren sosial dan politik, tanpa mempertimbangkan reaksi audiens yang lebih luas.
Disney, yang dulu dikenal sebagai studio dengan sentuhan magis dan cerita timeless, kini justru lebih sering menjadi pusat kontroversi karena strategi bisnis mereka yang dinilai tidak lagi mengutamakan kualitas.
Masalah Disney Tidak Hanya di Film, tetapi Juga di Dunia Streaming
Kontroversi di industri film hanyalah salah satu masalah yang dihadapi Disney. Tantangan besar juga datang dari dunia streaming.
Layanan Disney+ mengalami penurunan jumlah pelanggan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Banyak proyek besar mereka, termasuk serial Star Wars terbaru seperti Skeleton Crew, gagal mendapatkan perhatian publik meskipun memiliki produksi yang mahal.
Beberapa faktor utama yang memperburuk situasi Disney di dunia streaming antara lain:
- Kenaikan harga langganan tanpa peningkatan konten yang signifikan
- Kebijakan eksklusivitas yang membatasi akses ke film Disney di platform lain
- Pemutusan hubungan kerja massal di dalam perusahaan, yang semakin merusak citra mereka
Jika sebelumnya Disney dikenal sebagai perusahaan yang membawa kebahagiaan bagi banyak orang, kini mereka lebih sering dikaitkan dengan keputusan korporat yang tidak berpihak pada audiens maupun karyawan mereka sendiri.
Pemilihan Pemeran dan Penggunaan CGI: Dua Faktor yang Semakin Memperburuk Keadaan
Salah satu aspek yang membuat Snow White begitu kontroversial adalah bagaimana film ini mencerminkan strategi kreatif Disney yang semakin menjauh dari prinsip-prinsip yang dulu membuatnya sukses.
1. Pemilihan Pemeran yang Kontroversial
Disney mendapat kritik karena memilih pemeran utama yang dianggap tidak mencerminkan karakter Snow White yang klasik. Perubahan ini bukan hanya mengundang kritik dari mereka yang menginginkan adaptasi lebih setia, tetapi juga memperkuat anggapan bahwa Disney terlalu sering mengambil keputusan berdasarkan tren sosial tanpa mempertimbangkan reaksi audiens mereka.
2. CGI yang Dinilai Buruk
Keputusan Disney untuk menggantikan para kurcaci dengan karakter CGI yang lebih modern semakin memperburuk persepsi publik terhadap film ini. Dalam versi animasinya, para kurcaci adalah elemen penting yang memberikan daya tarik unik dan menambah kedalaman cerita. Namun, dalam adaptasi terbaru ini, aspek tersebut diubah sedemikian rupa hingga kehilangan esensi aslinya.
Lebih parah lagi, kualitas CGI yang buruk semakin menegaskan penurunan standar produksi Disney. Banyak yang mempertanyakan, bagaimana mungkin studio sebesar Disney tidak mampu menghadirkan visual yang meyakinkan?
Disney Harus Segera Berubah, Jika Tidak…
Kegagalan Snow White bisa menjadi pukulan besar bagi strategi bisnis Disney ke depan. Dengan investasi besar dalam produksi dan pemasaran, kegagalan box office akan semakin memperparah tekanan finansial yang sudah mereka hadapi dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam beberapa tahun terakhir, Disney mengalami:
- Penurunan pendapatan yang signifikan di divisi film dan layanan streaming
- Kritik besar-besaran dari penggemar dan kritikus karena kualitas film yang menurun
- Kehilangan daya tarik di antara audiens modern
Jika Snow White tidak berhasil menarik perhatian audiens dan menghasilkan keuntungan yang diharapkan, ini bisa menjadi tanda bahwa strategi mereka saat ini perlu diubah secara drastis.
Apa Langkah Selanjutnya untuk Disney?
Snow White bukan sekadar film yang menuai kontroversi; ia adalah gambaran bagaimana Disney saat ini sedang berjuang untuk menemukan kembali relevansinya di industri hiburan.
Di saat pesaing seperti Universal, Warner Bros, Netflix, dan Amazon Prime mulai menghadirkan film berkualitas tinggi dengan pendekatan yang lebih segar, Disney tampaknya masih bertahan dengan formula yang tidak lagi efektif.
Kesuksesan film seperti Puss in Boots: The Last Wish dari DreamWorks membuktikan bahwa audiens saat ini menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar remake atau adaptasi live action yang hanya mengandalkan nama besar.
Jika Disney ingin kembali mendapatkan kepercayaan publik, mereka harus:
- Kembali ke fokus utama mereka: penceritaan berkualitas tinggi
- Berhenti bergantung pada remake dan mulai mengeksplorasi cerita baru
- Berani mengambil risiko dengan memberikan kebebasan kepada para kreator untuk bereksperimen
Jika tidak, era kejayaan Disney bisa benar-benar berakhir. Dengan semakin banyak studio lain yang siap menggantikan posisi mereka sebagai pemimpin industri hiburan, Disney harus segera menyadari bahwa mereka tidak bisa terus-menerus mengandalkan nostalgia atau strategi yang sudah terbukti gagal.
Snow White bisa menjadi bukan hanya sekadar kegagalan sesaat, tetapi juga simbol dari kemunduran sebuah studio yang pernah menjadi raja di dunia hiburan.